MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH/PESANTREN DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH/PESANTREN
DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
IMAM ROHMAD
Semester 7
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang Masalah...............................................................................................
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................................
C.
Tujuan
Pembahasan......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................................
A.
Manajemen
Pendidikan Islam......................................................................................
B.
Pengertian
Pesantren Atau Madrasah..........................................................................
C.
Pengertian
Masyarakat.................................................................................................
D.
Manajemen
Hubungan Madraah/Pesantren Dan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
BAB
III PENUTUP................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan dalam
islam mempunyai kedudukan yang penting. Sebab, dengan pendidikan, ilmu
pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum dapat disebarluaskan.
Bahkan dimasa kejayaan islam, ilmu pengetahuan berkembang demikian pesatnya.
Perkembangan tersebut menyebabkan peradaban masyarakat pada masa itupun terjadi
semakin pesat.
Namun, seiring
dengan terjadinya benturan-benturan sepanjang sejarah, saat ini umat islam
seolah menjadi generasi yang hilang. Pendidikan yang berlabelkan keislaman
seperti pesantren dan madrasah masih dinilai kelas dua. Kondisi ini menyebabkan
banyak cendekiawan muslim menerapkan konsep modernisasi dalam pendidikan islam.
Sebuah konsep yang menginginkan pendidikan islam dapat menghasilkan
cendekiawan-cendekiawan muslim yang menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan
umum sehingga mampu bersaing dalam kancah internasional.
Institusi pendidikan
di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di antaranya adalam
pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh dan berkembang telah lama. Bahkan
semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren
telah hadir lebih awal. Hal ini menandakan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang mempunyai akar sejarah keindonesiaan.
Kini eksistensi
madrasah sebagai institusi pendidikan islam di Indonesia telah sejajar dengan
sekolah umum. Serangkaian kebijakan pemerintah telah menempatkan madrasah pada
posisi sejajar dengan sekolah sekolah umum, baik negeri maupun swasta.
Kedudukan yang bersifat legal formal sebagai wujud kebijakan pemerintah, satu
sisi dapat mendongkrak status madrasah di masyarakat sebagai lembaga pendidikan
kelas dua meningkat dan berdiri sejajar dengan pendidikan umum.
Manajemen merupakan
komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses berjalannya suatu
organisasi profif maupun non profit secara keseluruhan. Alasannya adalah tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profif maupun nonprofit tersebut
dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun efisien. Maka disini penulis
membahas bagaimana menejemen hubungan madrasah/pesantren dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan islam.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka
dapa diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Jelaskan
manajemen pendidikan islam ?
2.
Jelaskan pengertian
pesantren/madrasah ?
3.
Jelaskan
pengertian masyarakat ?
4.
Bagaimana manajemen
hubungan madrasah/pesantren dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan pembahasan dalam makalah ini dadalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui manajemen pendidikan Islam
2.
Untuk
memahami pengertian pesantren atau madrasah
3.
Untuk
mengetahui pengertian masyarakat
4.
Untuk
mengetahui dan memahami manajemen hubungan madraah/pesantren dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Pendidikan Islam
Banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan islam, tetapi menurut penulis
intinya ada dua, yaitu: pertama, pendidikan islam merupakan aktivitas
pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan oleh hasrat dan niat untuk
mengejewantahkan ajaran nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam
adalah sistem pendidikan yang dikembangakan dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran
dan nilai-nilai islam.[1]
Manajemen berasal
dari kata manage atau managiare, yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan
kakinya. Mengapa kuda? sebab kuda mempunyai daya kemampuan yang hebat.[2] Dalam pengertian manajemen terkandung dua
kegiatan, yaitu pikir (mind) dan kegiatan tindak laku (action). Kedua
kegiatan tersebut tampak fungsi-fungsi manajemen seperti planning,
organizin, directing, coordinating, controling, dan lain-lain. Sedangkan
dilihat dari bahasa inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to
manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan dan mengelola[3] yang bersinonom dengan
kata to hand yang berarti mengurus, to control yang berarti
memeriksa, dan to guide yang berarti memimpin. Jadi, menurut asal kata
dan leksikal, kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian,
memimpin atau membimbing.[4]
Manajemen pada
dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu.[5] Manajemen pendidikan
adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan pendidikan. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya.
Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen
yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan islam secara efektif dan
efisisen untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan
hasil proses pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader
yang islami atau yang sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam dan
yang berciri khas isla, harus melekat pada manajemen pendidikan islam.[6]
Pola lembaga
pendidikan dalam bingkai islam memberi nilai-nilai etik-quranik, hadis, maqolah
para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi muhammad (sirah
Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang
manajemen pendidikan islam seperti suatu upaya sistematis dalam merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala
aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen
sistem lembaga pendidikan islam berkembang kearah yang lebih baik, lebh besar
dan lebih sempurna.
Sedangkan
sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses
penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan sumber daya
muslim dan nonmuslim dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam
secara efektif dan efisien.[7] Sedangkan Mujammil Qomar, mendefinisikan manajemen
pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam
secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal hal lain
yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.[8]
B.
Pengertian
Pesantren/Madrasah
Perkataan pesantren
berasal dari kata santri, dengan awal pe dan akhiran an yang
berarti tempat tinggal santri. Dengan nada yang sama Soegarda Poerbakawatja
menjelaskan pesantren asal katanya adalah santri, yaitu orang yang belajar
agama islam, sehingga dengan demikian pesantren memiliki arti tempat orang
berkumpul untuk belajar agama islam. Manfred Ziemek juga menyebutkan bahwa asal
etimologi dari pesantren adalah pe-santri-an, berarti “tempat santri”. Santri
atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat pelajaran dari pimpinan
pesantren (kiai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajaran mencakup berbagai
bidang tentang pengetahuan islam.[9]
Banyak sekali
definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pesantren. Dan disebabkan
perkembangan dinamika pesantren, maka agaknya semakin sulit untuk
mendefinisikannya. Hanya saja mungkin ada ciri-ciri umum pesantren yang
dimiliki oleh seluruh pesantren yang terbagi beberapa pola. Ciri-ciri umum itu
adalah pendidikan ilmu-ilmu agama islam dan mewujudkan nilai-nilai islam dalam
kehidupan keseharian.[10]
Perkataan madrasah
berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar.[11] Pandangan madrasah dalam
bahasa Indonesia adalah sekolah lebih di khususkan lagi sekolah-sekolah agama
islam.[12] Madrasah adalah lembaga
pendidikan yang tumbuh setelah masjid. Salah satu faktor penyebab tumbuhnya
madrasah adalah karena masjid telah penuh dengan tempat belajar dan hal ini
sangat mengganggu aktivitas ibadah shalat.[13]
Madrasah di
Indonesia baru populer setelah awal abad keduapuluh. Kehadiran madrasah sebagai
lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat pembaruan
pendidikan islam di Indonsia. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang muncul
setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren dan sekolah.[14]
Madrasah merupakan
lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah disebutkan bahwa madrasah
sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu umum, meskipun
mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami perkembangan
signifikan di madrasah.[15]
C.
Pengertian
Masyarakat
Dalam ilmu sosial,
masyarakat secara gampang bisa dibedakan dalam dua jenis. Satu, dinamakan
kelompok budaya, atau komunitas dalam bahasa sosiologinya. Kedua, masyarakat
madani yaitu setiap orang pertama-tama tidak dianggap sebagai anggota civil
society, tetapi di anggap sebagai individu yang berdiri sendiri.[16]
Mayarakat merupakan
kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara,
kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki cita-cita yang diwujudkan
melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak
membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota masyarakat, dia
merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan tanggung jawab/akuntabilitasnya
dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Kaitan antara masyarakat dengan
pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:
1.
Masyarakat
sebagai penyelenggara pendidikan.
2.
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat baik langsung maupun tak
langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi dukatif.
3.
Dalam
masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan.[17]
D.
Manajemen
Hubungan Madraah/Pesantren Dengan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Hubungan madrasah
dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan
dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.
Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari
sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan madrasah atau
pendidikan secara efektif dan efisiaen. Sebaliknya madrasah juga harus
menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya
kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan
tentang tujuan-tujuan, progam-progam, kebutuhan, serta keadaan masyarakat.
Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan,
dan unutan masyaraka, terutama terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara
sekolah dan masyarakat harus di bina suatu hubungan yang harmonis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat
bertujuan antara lain untuk:
1.
Memajukan
kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak.
2.
Memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
3.
Menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan denagn sekolah.
Untuk merealisasikan
tujuan tersebut, banyak cara yang isa dilakukan oleh sekolah dalam menarik
simpati masyarakat terhadap sekolahdan menjalin hubungan yang harmonis antara
sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberi
tahu masyarakat mengenai pogam-progam sekolah, baik progam yang telah
dilaksanakan, yang sedang dilaksanankan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga
masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
Hubungan yang harmonis antara madrasah dan
masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah
menyadari dan memahami pentingnya pendidikan bangi anak-anak. Namun tidak
berarti pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan,
hubungan kerja sama ini tidak perlu di bina. Pada masyarakat yang kurang menyadari
akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk
menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis.
Jika hubungan madrasah
dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggungjawab dan partisipasi
masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta
hubungan bekerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu
mengetahui dan meiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di infomasikan kepada masyarakat melalui
laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar,
pameran sekolah, open house, kunjungan kesekolah, kunjungan kerumah murid,
penjelasan oleh staf sekolah, muid, radio dan televisi, serta laporan tahunan.
Kepala sekolah yang baik
merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik anatara
sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang
apa yang terjadi pada perserta didik di sekolah dan apa yang di fikirkan oleh
orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa membina dan
meningkatkan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan
sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:
1.
Saling
pengertian anatara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lemabaga-lembaga lain
yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
2.
Saling
membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan
pentingnya peranan masing-masing.
3.
Kerja sama
yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan
mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.
Melalui hubungan
yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dan
masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif,
efektif, dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan
berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari penguasaan peserta didik
terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang apat dijadiakn bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang berikutnya atau hidupdi
masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.[18]
Adapun sifat
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan:
1.
Hubungan
timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
2.
Hubungan
yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang
tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
3.
Hubungan
yang bersifat kontinu/berkesinambungan antara sekolah dengan masyarakat.
4.
Hubungan
keluar kampus atau external public relation guna menambah simpati
masyarakat terhadap masyarakat.
5.
Hubungan
dalam kampus atau external public relation guna menambah keyakinan atau
mempertebal pengertian para sivitas akademik tentang segala pemilikan material
dan nonmaterial sekolah.[19]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan
islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam secara islami
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal hal lain yang terkait
untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.
Madrasah
merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah disebutkan bahwa
madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu umum,
meskipun mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami
perkembangan signifikan di madrasah.
Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh
kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki
cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan
tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada
norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi
peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial
merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu
masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan madrasah atau pendidikan secara efektif dan efisiaen.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2009
Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di
Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep,
Strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Teras, 2009)
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan
Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014
Kompri, Manajemen
Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta, 2015
Mulyasa, Manajemen Berbasis
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003
[1]Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 3-4
[2] A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah
(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20
[3] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan
Aplikasi (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 8
[4] Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 111
[5] Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan…, hlm. 4
[6]Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5
[7] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan… hlm. 14
[8] Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 117
[9] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Indonesia (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 18
[10] Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 19
[11] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 45
[12] Ensiklopedi Indonesia, 1983: 2078
[13] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 47
[14] Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan…, hlm. 21
[15] Subhan Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia ( Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 42
[16] Suaedy Ahmad, Pergulatan Pesantren dan Demokratisasi (Jakarta:
LKiS Gambiran, 2000), hlm. 3-4
[17] Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 270
[18] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 50-52
[19] Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 284
MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH/PESANTREN
DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
IMAM ROHMAD
Semester 7
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang Masalah...............................................................................................
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................................
C.
Tujuan
Pembahasan......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................................
A.
Manajemen
Pendidikan Islam......................................................................................
B.
Pengertian
Pesantren Atau Madrasah..........................................................................
C.
Pengertian
Masyarakat.................................................................................................
D.
Manajemen
Hubungan Madraah/Pesantren Dan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
BAB
III PENUTUP................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan dalam
islam mempunyai kedudukan yang penting. Sebab, dengan pendidikan, ilmu
pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum dapat disebarluaskan.
Bahkan dimasa kejayaan islam, ilmu pengetahuan berkembang demikian pesatnya.
Perkembangan tersebut menyebabkan peradaban masyarakat pada masa itupun terjadi
semakin pesat.
Namun, seiring
dengan terjadinya benturan-benturan sepanjang sejarah, saat ini umat islam
seolah menjadi generasi yang hilang. Pendidikan yang berlabelkan keislaman
seperti pesantren dan madrasah masih dinilai kelas dua. Kondisi ini menyebabkan
banyak cendekiawan muslim menerapkan konsep modernisasi dalam pendidikan islam.
Sebuah konsep yang menginginkan pendidikan islam dapat menghasilkan
cendekiawan-cendekiawan muslim yang menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan
umum sehingga mampu bersaing dalam kancah internasional.
Institusi pendidikan
di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di antaranya adalam
pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh dan berkembang telah lama. Bahkan
semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren
telah hadir lebih awal. Hal ini menandakan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang mempunyai akar sejarah keindonesiaan.
Kini eksistensi
madrasah sebagai institusi pendidikan islam di Indonesia telah sejajar dengan
sekolah umum. Serangkaian kebijakan pemerintah telah menempatkan madrasah pada
posisi sejajar dengan sekolah sekolah umum, baik negeri maupun swasta.
Kedudukan yang bersifat legal formal sebagai wujud kebijakan pemerintah, satu
sisi dapat mendongkrak status madrasah di masyarakat sebagai lembaga pendidikan
kelas dua meningkat dan berdiri sejajar dengan pendidikan umum.
Manajemen merupakan
komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses berjalannya suatu
organisasi profif maupun non profit secara keseluruhan. Alasannya adalah tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profif maupun nonprofit tersebut
dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun efisien. Maka disini penulis
membahas bagaimana menejemen hubungan madrasah/pesantren dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan islam.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka
dapa diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Jelaskan
manajemen pendidikan islam ?
2.
Jelaskan pengertian
pesantren/madrasah ?
3.
Jelaskan
pengertian masyarakat ?
4.
Bagaimana manajemen
hubungan madrasah/pesantren dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan pembahasan dalam makalah ini dadalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui manajemen pendidikan Islam
2.
Untuk
memahami pengertian pesantren atau madrasah
3.
Untuk
mengetahui pengertian masyarakat
4.
Untuk
mengetahui dan memahami manajemen hubungan madraah/pesantren dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Pendidikan Islam
Banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan islam, tetapi menurut penulis
intinya ada dua, yaitu: pertama, pendidikan islam merupakan aktivitas
pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan oleh hasrat dan niat untuk
mengejewantahkan ajaran nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam
adalah sistem pendidikan yang dikembangakan dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran
dan nilai-nilai islam.[1]
Manajemen berasal
dari kata manage atau managiare, yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan
kakinya. Mengapa kuda? sebab kuda mempunyai daya kemampuan yang hebat.[2] Dalam pengertian manajemen terkandung dua
kegiatan, yaitu pikir (mind) dan kegiatan tindak laku (action). Kedua
kegiatan tersebut tampak fungsi-fungsi manajemen seperti planning,
organizin, directing, coordinating, controling, dan lain-lain. Sedangkan
dilihat dari bahasa inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to
manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan dan mengelola[3] yang bersinonom dengan
kata to hand yang berarti mengurus, to control yang berarti
memeriksa, dan to guide yang berarti memimpin. Jadi, menurut asal kata
dan leksikal, kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian,
memimpin atau membimbing.[4]
Manajemen pada
dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu.[5] Manajemen pendidikan
adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan pendidikan. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya.
Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen
yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan islam secara efektif dan
efisisen untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan
hasil proses pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader
yang islami atau yang sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam dan
yang berciri khas isla, harus melekat pada manajemen pendidikan islam.[6]
Pola lembaga
pendidikan dalam bingkai islam memberi nilai-nilai etik-quranik, hadis, maqolah
para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi muhammad (sirah
Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang
manajemen pendidikan islam seperti suatu upaya sistematis dalam merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala
aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen
sistem lembaga pendidikan islam berkembang kearah yang lebih baik, lebh besar
dan lebih sempurna.
Sedangkan
sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses
penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan sumber daya
muslim dan nonmuslim dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam
secara efektif dan efisien.[7] Sedangkan Mujammil Qomar, mendefinisikan manajemen
pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam
secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal hal lain
yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.[8]
B.
Pengertian
Pesantren/Madrasah
Perkataan pesantren
berasal dari kata santri, dengan awal pe dan akhiran an yang
berarti tempat tinggal santri. Dengan nada yang sama Soegarda Poerbakawatja
menjelaskan pesantren asal katanya adalah santri, yaitu orang yang belajar
agama islam, sehingga dengan demikian pesantren memiliki arti tempat orang
berkumpul untuk belajar agama islam. Manfred Ziemek juga menyebutkan bahwa asal
etimologi dari pesantren adalah pe-santri-an, berarti “tempat santri”. Santri
atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat pelajaran dari pimpinan
pesantren (kiai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajaran mencakup berbagai
bidang tentang pengetahuan islam.[9]
Banyak sekali
definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pesantren. Dan disebabkan
perkembangan dinamika pesantren, maka agaknya semakin sulit untuk
mendefinisikannya. Hanya saja mungkin ada ciri-ciri umum pesantren yang
dimiliki oleh seluruh pesantren yang terbagi beberapa pola. Ciri-ciri umum itu
adalah pendidikan ilmu-ilmu agama islam dan mewujudkan nilai-nilai islam dalam
kehidupan keseharian.[10]
Perkataan madrasah
berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar.[11] Pandangan madrasah dalam
bahasa Indonesia adalah sekolah lebih di khususkan lagi sekolah-sekolah agama
islam.[12] Madrasah adalah lembaga
pendidikan yang tumbuh setelah masjid. Salah satu faktor penyebab tumbuhnya
madrasah adalah karena masjid telah penuh dengan tempat belajar dan hal ini
sangat mengganggu aktivitas ibadah shalat.[13]
Madrasah di
Indonesia baru populer setelah awal abad keduapuluh. Kehadiran madrasah sebagai
lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat pembaruan
pendidikan islam di Indonsia. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang muncul
setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren dan sekolah.[14]
Madrasah merupakan
lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah disebutkan bahwa madrasah
sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu umum, meskipun
mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami perkembangan
signifikan di madrasah.[15]
C.
Pengertian
Masyarakat
Dalam ilmu sosial,
masyarakat secara gampang bisa dibedakan dalam dua jenis. Satu, dinamakan
kelompok budaya, atau komunitas dalam bahasa sosiologinya. Kedua, masyarakat
madani yaitu setiap orang pertama-tama tidak dianggap sebagai anggota civil
society, tetapi di anggap sebagai individu yang berdiri sendiri.[16]
Mayarakat merupakan
kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara,
kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki cita-cita yang diwujudkan
melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak
membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota masyarakat, dia
merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan tanggung jawab/akuntabilitasnya
dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Kaitan antara masyarakat dengan
pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:
1.
Masyarakat
sebagai penyelenggara pendidikan.
2.
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat baik langsung maupun tak
langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi dukatif.
3.
Dalam
masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan.[17]
D.
Manajemen
Hubungan Madraah/Pesantren Dengan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Hubungan madrasah
dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan
dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.
Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari
sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan madrasah atau
pendidikan secara efektif dan efisiaen. Sebaliknya madrasah juga harus
menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya
kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan
tentang tujuan-tujuan, progam-progam, kebutuhan, serta keadaan masyarakat.
Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan,
dan unutan masyaraka, terutama terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara
sekolah dan masyarakat harus di bina suatu hubungan yang harmonis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat
bertujuan antara lain untuk:
1.
Memajukan
kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak.
2.
Memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
3.
Menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan denagn sekolah.
Untuk merealisasikan
tujuan tersebut, banyak cara yang isa dilakukan oleh sekolah dalam menarik
simpati masyarakat terhadap sekolahdan menjalin hubungan yang harmonis antara
sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberi
tahu masyarakat mengenai pogam-progam sekolah, baik progam yang telah
dilaksanakan, yang sedang dilaksanankan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga
masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
Hubungan yang harmonis antara madrasah dan
masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah
menyadari dan memahami pentingnya pendidikan bangi anak-anak. Namun tidak
berarti pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan,
hubungan kerja sama ini tidak perlu di bina. Pada masyarakat yang kurang menyadari
akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk
menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis.
Jika hubungan madrasah
dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggungjawab dan partisipasi
masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta
hubungan bekerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu
mengetahui dan meiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di infomasikan kepada masyarakat melalui
laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar,
pameran sekolah, open house, kunjungan kesekolah, kunjungan kerumah murid,
penjelasan oleh staf sekolah, muid, radio dan televisi, serta laporan tahunan.
Kepala sekolah yang baik
merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik anatara
sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang
apa yang terjadi pada perserta didik di sekolah dan apa yang di fikirkan oleh
orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa membina dan
meningkatkan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan
sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:
1.
Saling
pengertian anatara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lemabaga-lembaga lain
yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
2.
Saling
membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan
pentingnya peranan masing-masing.
3.
Kerja sama
yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan
mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.
Melalui hubungan
yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dan
masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif,
efektif, dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif dan
berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari penguasaan peserta didik
terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang apat dijadiakn bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang berikutnya atau hidupdi
masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.[18]
Adapun sifat
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan:
1.
Hubungan
timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
2.
Hubungan
yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang
tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
3.
Hubungan
yang bersifat kontinu/berkesinambungan antara sekolah dengan masyarakat.
4.
Hubungan
keluar kampus atau external public relation guna menambah simpati
masyarakat terhadap masyarakat.
5.
Hubungan
dalam kampus atau external public relation guna menambah keyakinan atau
mempertebal pengertian para sivitas akademik tentang segala pemilikan material
dan nonmaterial sekolah.[19]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan
islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan islam secara islami
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal hal lain yang terkait
untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.
Madrasah
merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah disebutkan bahwa
madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu umum,
meskipun mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami
perkembangan signifikan di madrasah.
Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh
kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki
cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan
tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada
norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi
peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial
merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu
masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan madrasah atau pendidikan secara efektif dan efisiaen.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2009
Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di
Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep,
Strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Teras, 2009)
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan
Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014
Kompri, Manajemen
Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta, 2015
Mulyasa, Manajemen Berbasis
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003
[1]Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 3-4
[2] A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah
(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20
[3] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan
Aplikasi (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 8
[4] Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 111
[5] Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan…, hlm. 4
[6]Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5
[7] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan… hlm. 14
[8] Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 117
[9] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Indonesia (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 18
[10] Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 19
[11] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 45
[12] Ensiklopedi Indonesia, 1983: 2078
[13] Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 47
[14] Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan…, hlm. 21
[15] Subhan Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia ( Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 42
[16] Suaedy Ahmad, Pergulatan Pesantren dan Demokratisasi (Jakarta:
LKiS Gambiran, 2000), hlm. 3-4
[17] Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 270
[18] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 50-52
[19] Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 284
Komentar
Posting Komentar